Ginkgo menarik perhatian para pakar karena kemampuannya untuk memperbaiki peredaran darah cerebral dan juga aliran darah di berbagai bagian tubuh. Studi-studi tentang efektivitas Ginkgo bagi kesehatan telah banyak dilakukan. Ginkgo mempunyai dampak positif bagi penderita dementia (kepikunan) baik karena sirkulasi darah yang memburuk atau karena tanda-tanda awal penyakit Alzheimer’s. Hal ini karena Ginkgo diketahui mengandung substansi unik yang disebut ginkgolida. Molekul-molekul ginkgolida dapat memblokir kerja platelet activating factor (PAF), jadi ginkgo bersifat antagonis PAF.
PAF adalah pembawa pesan kimiawi yang menyebabkan inflamasi, pengerutan pembuluh darah, penggumpalan darah, dan akhirnya gangguan fungsi cerebral yang memunculkan dementia.
Ganguan fungsi otak pada manula seringkali muncul proses oksidasi yang menimbulkan kerusakan. Ginkgo dapat mencegah oksidasi ini karena sifatnya sebagai antioksidan.
Meski ginkgo efektif bagi peningkatan sirkulasi darah pada manula, namun sebenarnya ginkgo dapat pula memperbaiki fungsi mental pada orang-orang yang lebih muda. Fungsi mental yang dimaksud di sini khususnya menyangkut aspek memori dan keterjagaan (alertness).
Sementara pandangan lain menyebutkan bahwa Ginkgo bukan obat ajaib yang dapat meningkatkan daya pikir seseorang. Adalah sangat prematur untuk menyatakan bahwa Ginkgo mempunya kemampuan untuk memperbaiki memori.
Kemampuan Ginkgo sebagai antioksidan dan antiinflamasi memungkinkan Ginkgo untuk dijadikan alternatif pengobatan tradisional untuk penyakit asma, alergi, dan eksim. Namun demikian, hal ini masi memerlukan bukti-bukti ilmiah yang lebih kuat sebelum digunakan dalam sistem pengobatan modern.
Ada sebuah studi yang membuktikan manfaat Ginkgo bagi penderita impotensi. Salah satu penyebab impotensi adalah gangguan sirkulasi darah pada penis. Tampaknya Ginkgo juga berpotensi melancarkan peredaran darah di bagian yang sangat vital bagi kaum pria ini.
Ginkgo dapat dianggap aman di antara obat-obat alami. Namun, apabila tubuh tidak dapat mentoleransi maka muncul reaksi-reaksi mulas dan pusing. Dosis 120 mg atau lebih pada awalnya mungkin menimbulkan pusing-pusing bagi sejumlah manula. Apabila ini terjadi, maka dengan mengurangi dosis dapat memperbaiki keadaan. Salah satu cara mengatasi pusing-pusing adalah mengawali mengkonsumsi Ginkgo dengan dosis rendah dan kemudian meningkatkannya secara bertahap selama periode enam minggu. Bagi orang-orang yang sedang dalam pengobatan akibat gangguan penggumpalan darah harus minta nasihat dokter sebelum minum Ginkgo.
Di Jerman Ginkgo diijinkan sebagai pengobatan disfungsi cerebral, pendukung dalanm pengobatan hilangnya pendengaran karena sindrom cervic, dan untuk mengatasi gangguan sirkulasi arteri. Namun di AS, ginkgo masi dipasarkan sebagai suplemen. Meski produk-produk herbal mempunyai tujuan pengobatan, tetapi menurut peraturan Dietry Supplement Health & Education Act of 1994 produk tersebut tidak diperkenankan menggunakan klaim pengobatan dalam label kemasannya.
Pemanfaatan Ginkgo untuk mendukung kesehatan sangat berkembang pesat di Eropa. Pada awal tahun 1990-an di Jerman ginkgo yang dibeli melalui resep dokter telah mencapai omzet US$280 juta. Salah satu industri di sana bahkan mengklaim telah memasarkan Ginkgo ke seluruh dunia dengan nilai US$2 milyard pada tahun 1993. Lebih dari 5 juta resep tentang Ginkgo ditulis setiap tahun. Demikian pula di Perancis dan Netherlands, Ginkgo telah menjadi bagian dari resep-resep yang dikeluarkan oleh tenaga medis.
Apabila bukti-bukti ilmiah semakin banyak yang memdukung pemanfaatan Ginkgo sebagai alternatif pengobatan, maka mungkin klasifikasinya tidak lagi sekedar sebagai suplemen namun menjadi obat yang dikeluarkan melalui resep dokter. Ilmu pengetahuan selalu berkembang, yang benar saat ini mungkin salah di masa yang akan datang dan demikian sebaliknya.
Untuk informasi suplemen (makan tambahan) yang dianjurkan silakan kunjungi www.nutrilite.com
(Sumber: Amagram)